Sunday, October 25, 2015

Apa itu video 4K?

Gampangnya video 4K adalah video dengan resolusi sangat tinggi yang mampu merekam video resolusi 4x lebih detil dari video HD biasa, atau disebut juga dengan Ultra HD (UHD). Dalam hitungan piksel, maka bidang gambar dari video ini adalah 3840×2160 piksel (setara dengan foto 8 MP) yang melebar dengan aspek rasio 16:9.
Disebut 4K karena setidaknya ada 4.000 piksel dalam bentang horizontal-nya. Jika resolusi HDTV yang sudah sangat tajam itu adalah 1920×1080 atau 1080p, maka resolusi TV 4K dimulai dari 3849×2169 hingga 4096×3112 piksel. Sebagai perbandingan, resolusi retina dari laptop MacBook Pro terbaru itu maksimum hanya 2880 x 1800 piksel. Nah, resolusi 4K itu menjadi standar dari film digital yang digunakan di bioskop seperti Blitz Megaplex. Jadi, seandainya Anda memiliki smartphone yang dapat merekam video beresolusi 4K, artinya video tersebut memiliki standar setara bioskop!

4K hadir itu karena adanya ketidak puasan atas kualitas full HD, hah? perasaan kita aja wah banget sama full HD, apalagi kalau dapet film yang kualitas BRrip itu pasti seneng, senengnya karena videonya bagus, jelas, jernih, ya walaupun ukuran monitornya paling gede 22. Ketidakpuasan atas full HD itu kalau di negara orang itu wajar, karena mereka sudah terbiasa melihat tayangan full HD, dari mulat TV, film, dll. biar lebih jelasnya, ini nih gambaran perbandingan dari resolusi yang ada dengan 4K.
Keliatan banget kan bedanya? kita aja yang masih sangat jarang liat tontonan yang 2K apalagi jauh dari kata tidak puas. Orang- orang sana itu sudah bilang gak puas. Konon katanya dengan menggunakan resolusi 4K yang kaya akan warna dan sebagainya itu, seakan-akan kita melihat aslinya, mata kita dimanjakan lah itu intinya.
Hal lain dari 4K ini adalah akan membawa ukuran monitor semakin besar dan besar, apalagi ada standar diatas 4K yaitu 8K, ukuran monitor yang besar jadi cara yang gampang untuk mengukur kemampuan maksimal dari resolusi 4K, kalau masih kecil-kecil mah kayaknya kurang kerasa kali ya, karena pake yang kualitas BR aja udah wah.


Sumber:



Keunggulan Resolusi 4K untuk TV


        Keunggulan seperti resolusi yang sangat besar serta tampilan gambar yang sangat detail menyerupai aslinya. Bahkan untuk gambar ada teknologi tersendiri seperti purcolor yang akan membuat warna dari 4k tv menjadi lebih alami dan detail jika di bandingkan dengan televisi biasa




Keunggulan kedua adalah berbagai layanan yang memungkinkan untuk tv UHD bisa di nikmati di berbagai media, salah satu media yang kemungkinan bisa support terhadap 4k Tv adalah Youtube yang telah mengkonfirmasi akan menyediakan pilihan gambar dengan teknologi 4k tv pada beberapa videonya, tentu saja video yang support 4k nanti adalah video yang di rekam dengan teknologi 4k juga sehingga video biasa yang di rekam dengan teknologi perekam sederhana belum bsa di tonton dengan resolusi 4k.

Keunggulan ketiga adalah membanjirnya produk 4k TV lain dengan berbagai varian merk serta harga yang lebih terjangkau. Produk 4k Tv yang di prediksi akan semakin booming membuat beberapa vendor juga tertarik untuk memproduksi televisi canggih ini, tak terkecuali dengan produsen tv China yang akan ikut meramaikan pasar tv 4k. Dengan masuknya pasar tv 4k China akan membuat pasar tv 4k lebih banyak tersedia di pasaran, walaupun tetap untuk tv dengan kualitas terbaik dan produk yang terjamin. Produsen Tv terkemuka seperti Samsung akan tetap menjadi yang terbaik.
Itulah beberapa keunggulan dari televisi 4k atau UHDtv yang kemungkinan akan bisa booming di beberapa tahun mendatang. Semakin gemarnya masyarakat menonton film berkualitas dengan resolusi yang tinggi di rumah mereka diyakini akan menjadi salah satu alasan larisnya produk tv 4k ini di masa depan.

Sumber:


Kekurangan Resolusi 4K

Pertama, ukuran file-nya yang sangat masif. Film dokumenter TimeScapes arahan Tom Lowe yang hadir dalam resolusi 4K (format 4:2:2) itu hadir dalam ukuran 160 GB. Untuk mendapatkannya Anda harus membeli HDD eksternal terlebih dulu. Karena ukuran yang besar itu, file 4K tidak bisa diputar disembarang perangkat. File 160 GB itu harus diputar di TV khusus 4K dengan alat pemutar khusus (semacam server) yang harganya masih sangat mahal. Tentu saja, pengguna masih bisa melakukan kompresi (pemampatan) agar ukuran file lebih kecil kendati resolusinya juga berkurang. Itupun masih butuh kartu grafis yang cukup kuat (misalnya dari PC) untuk memutarnya. Dan ketika Anda ingin mengunggahnya ke YouTube, Anda jelas butuh koneksi internet yang sangat baik. Karena sebuah file video 4K yang sudah dikompresi pun ukurannya bisa mencapai beberapa gigabyte .
Kedua, dibutuhkan konektivitas. USB MHL (Mobile High-Definition Link)vadalah perangkat yang menghubungkan smartphone/tablet yang tidak memiliki slot HDMI supaya bisa mengeluarkan gambar via slot microUSB ke media lain seperti TV. Nah, saat ini USB MHL terbaru (versi 3.0) sudah mendukung output resolusi 4K (3840 × 2160 piksel) termasuk dukungan suara 7.1. Vendor aksesori seperti Displaylink juga sudah membuat perangkat USB 3.0 dengan teknologi Wi-Fi 802.11ad yang dapat mengkompres file 4K untuk mempermudah menghubungkannya ke berbagai perangkat secara nirkabel.
Ketiga, telivisi beresolusi 4.000 pixel ini akan murni bergantung pada mode streaming. Dengan kualitas yang ribuan kali lebih tinggi, UHDTV jelas membutuhkan bandwidth yang tak sedikit. Hal ini tentu menjadi masalah bagi daerah tertentu yang internet cepatnya masih menjadi sebuah mitos. Tayangan seperti pertandingan sepak bola maupun debat calon presiden yang biasa Anda saksikan langsung di televisi analog kemungkinan belum bisa dinikmati di UHDTV dalam waktu dekat.
 Namun, janganlah terburu-buru mengurungkan niat untuk memboyong UHDTV. Pasalnya, beberapa uji coba telah dilakukan untuk memantapkan siaran langsung berkualitas Ultra HD. Terakhir, ada BT Sport yang melakukannya Januari 2015 silam saat menyiarkan pertandingan bola basket dari O2 Arena, London. Percobaan tersebut bisa dibilang sukses, meski ada beberapa catatan yang mesti diperbaiki, seperti optimasi waktu encoding serta kestabilan koneksi secara umum. Menurut Paul O’Donovan pada Wired (25/2/15), evolusi dari sistem analog ke streaming memang memakan waktu yang tak sebentar. Akan tetapi setelah pergeseran sistem tersebut sudah bisa dijalankan, perpindahan ke teknologi yang lebih canggih lagi, seperti ke siaran beresolusi 8K atau lebih, tidak akan lama. Analis teknologi dan informasi dari Gartner tersebut juga memperkirakan bahwa penyesuaian ke UHDTV akan siap dalam beberapa tahun, mengingat biaya penyediaan satelit untuk UHDTV tak sebesar kabel dan router untuk sistem analog.
Menurut saya, satelit akan mampu menyediakan konten 4K ke seluruh dunia sesegera mungkin," ungkap O'Donovan. Semoga saja para konsumen UHDTV di Indonesia bisa lekas mencicipi keistimewaan televisi canggih tersebut, ya.


Sumber :
m.techno.id/gadget/ternyata-ini-kelemahan-visual-televisi-4k-yang-belum-ada-obatnya-150320h.html