Apa itu film 2D ?
film 2D adalah Film bersumber dari sebuah media digital. Untuk memutarnya
dibutukan peralatan proyektor khusus. Film kualitas 2D mempunyai kelebihan
yaitu gambar lebih halus suara lebih jernih dan nyaris tanpa kedip. Bagian yang
disensorpun akan terlihat lebih halus bahkan nyaris tanpa terasa jumpingnya.
Hanya film kualitas 2D hasil proyeksinya tidak sebesar film kualitas biasa,
artinya layarnya akan lebih kecil, karena semakin besar layar akan mengurangi
kualitas filmya. Kekuranganyanya Tidak semua bioskop dapat memutar film
kualitas 2D, hanya pada bioskop tertentu saja.
Apa bedanya dengan
film 3D? Film kualitas 3D artinya memberikan efek tiga dimensi (lebih
nyata) hanya untuk menontonnya dibutuhkan kacamata khusus. Prinsipnya
adalah sebuah film format 3D terdiri dari 2 gambar yang sama yang berjalan
simultan tapi disatukan dalam satu layar dengan jarak tertentu antara gambar 1
dengan gambar 2. Kalau dilihat tanpa kacamata 3D maka terlihat blur (buram) dan
bikin sakit mata. Ada beberapa jenis kacamata 3D. yang paling umum adalah
kacamata Red/Cyan (red/kiri, cyan/kanan) dan ini hampir dapat digunakan untuk
menonton semua format film 3D. kekuranganya Biasanya film format 3D tidak
disertai dengan subtitle (terjemahan) karena akan mengurangi kualitas film
sebesar 10%,harga film 3D masih relatife mahal dan Tidak semua bioskop dapat
memutar film format 3D.
Sistem Penayangan
Sinema Digital Untuk Film 3D
Penayangan film 3D
di bioskop digital memerlukan dua proyektor interlocking atau satu proyektor
dengan dua lensa. Merek-merek proyektor terkenal yang biasa digunakan untuk
sinema digital adalah Christie, Barco, Sony, dan Kinoton. Selain itu diperlukan
alat untuk mengatur agar proyektor optik bisa memutar film 3D. Ada beberapa
merek terkenal yang membuat peralatan ini seperti RealD, Dolby 3D, dan IMAX 3D.
Real D merupakan
sistem 3D bioskop yang paling banyak digunakan pada saat ini karena efek tiga
dimensi yang dihasilkan tetap stabil walaupun penonton melihat dalam posisi
kepala mendongak atau menunduk. Ini disebabkan karena teknologi circular
polarization yang ada di lensa kaca mata dan sebuah perangkat untuk mengatur
pencahayaan yang dipasang di proyektor optik. Selain itu dari faktor ekonomis,
harga kaca mata circular polarization lebih murah daripada kaca mata
berteknologi lain seperti LCD.
Dolby 3D memakai
teknologi colorwheel yang memiliki sejumlah filter berwarna yang berfungsi
mentransmisikan gambar dengan berbagai level gelombang cahaya untuk menampilkan
efek gambar 3D. Metode ini disebut wavelength multiplex visualization. Kaca
mata untuk sistem Dolby 3D lebih mahal dari buatan RealD dan rapuh. Namun
kelebihan Dolby 3D dibanding kompetitor seperti RealD adalah bisa berfungsi di
proyektor konvensional.
IMAX 3D adalah
perusahaan di bidang teknologi bioskop yang awalnya berkecimpung dalam pengambilan
gambar dan penayangan film dengan format film resolusi lebih tinggi dari 35mm,
yaitu 65mm film negatif dengan kamera IMAX dan 70mm proyektor IMAX untuk
penayangan. Karena resolusi yang dihasilkan sistem ini besar maka ukuran layar
bioskop IMAX berukuran sangat besar dibandingkan di bioskop konvensional. IMAX
sudah terlibat dalam penanganan 3D sejak zaman analog dengan membuat proyektor
untuk copy film 70mm dengan dua lensa yang berjarak 64mm (jarak rata-rata
antara kedua mata manusia). Ketika IMAX mulai menggunakan teknologi digital di
tahun 2008, mereka mendapatkan bahwa resolusi yang dihasilkan oleh dua
proyektor 2K tidak bisa menyamai kualitas print 70mm analog. Mereka menemukan
bahwa kualitas gambar dari dua proyektor 2K tetap lebih rendah dari satu
proyektor 4K. Semenjak 2012, IMAX bekerja sama dengan Barco menghasilkan dua
buah proyektor 4K dan laporan hasilnya cukup bagus.
Pada jaman sekarang
semua film 2dimensi bergenre apa saja bisa dengan mudah di konversi ke film 3
dimensi dengan menggunakan sebuah software,dan dari hasil konversi itu sendiri
baik gambarnya efek 3Dnya tergantung pada film itu sendiri dan software yang di
gunakan.pada intinyafilm 3D yang baik adalah :
- kualitas gambar terhadap perubahan kecepatan adegan dan ukuran.
- Hasil konversi film dari 2D ke 3D menghasilkan gambar 3D dengan tampilan yang lebih menonjol dan realistis.
- Efek - efek 3D yang di tampilkan megagumkan dan tidak mengecewakan
Masa Depan Film 3D
Untuk perfilman Hollywood bisa dipastikan dalam waktu beberapa tahun ke depan
masih akan banyak film-film blockbuster yang dibuatkan versi 3D untuk
mendampingi format 2D. Perfilman negara-negara lain juga akan mencoba untuk
membuat beberapa produksi film tiga dimensi. Namun, berlebihan apabila dikatakan
bahwa dalam waktu dekat film 3D akan menggantikan film 2D yang selama ini
menjadi tontonan konvensional di bioskop. Kesimpulan ini didasarkan pada
catatan sejarah bahwa tren film 3D selama ini naik dan turun dan terbukti bahwa
teknologi 3D tidak menjamin suksesnya sebuah film di pasaran. Di tahun 2011
terdapat laporan data bahwa ada kecenderungan penurunan minat penonton terhadap
film-film 3D.
Di Indonesia
sendiri telah muncul sebuah film animasi dengan format 3D tahun ini berjudul
Jendral Kancil the Movie dan Petualangan Singa Pemberani. Film terakhir ini
juga merupakan bagian dari promosi es krim Wall’s Paddle Pop. Tren film 3D Indonesia ke depan sepertinya
tidak jelas dengan kondisi perfilman nasional yang masih terjebak dengan
masalah-masalah klasik seperti sistem tata edar yang dianggap tidak berpihak ke
perfilman nasional, apresiasi penonton yang kurang, risiko tinggi secara finansial yang harus ditanggung produser, pola kerja
industri yang serba instan, dan sebagainya.
Sumber :
www.tarqy.com/tarqy-perbedaan-film-kualitas-biasa-2d-3d-dan-imax
www.filmindonesia.or.id/article/sejarah-dan-perkembangan-teknologi-3d
http://aprin-ps.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment